Minggu, 26 April 2015

Pandangan Hidup Saya


Setiap insan mempunyai pandangan dan tujuan hidup. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pandangan hidup terdiri dari 3 macam yaitu pandangan hidup yang berasal dari agama yang mutlak keberadaannya, pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan norma yang berlaku pada sebuah negara, dan pandangan hidup yang berdasarkan renungan. Pandangan hidup dari seseorang akan mempengaruhi tujuan hidup dari orang tersebut apakah ke jalan yang baik atau jalan yang buruk.

Bagi saya pribadi, saya mempunyai tujuan hidup dalam menentukan jalan hidup saya. Pada saat kanak-kanak, saya sudah mulai menentukan tujuan hidup saya yaitu ingin menjadi dokter. Saat itu saya tertarik untuk menjadi dokter karena sering mengamati dokter pada saat saya sakit dan ingin bisa menyembuhkan orang-orang yang sakit. Seiring berjalannya waktu, saya merasa tidak cocok menjadi dokter dan mengubah tujuan hidup saya. Kemudian saya tertarik untuk menjadi arsitek atau menjadi seorang insinyur teknik sipil, karena saya sering mengamati betapa hebatnya seorang arsitek merancang rumah dan seorang insinyur teknik sipil dalam menentukan konstruksi bangunan. Saat saya SMA, saya mempunyai tujuan hidup "tandingan" yaitu seorang ahli dalam informatika karena saya ingin membuat suatu program yang dapat bermanfaat bagi banyak umat manusia, Saya ingin dengan ilmu informatika yang dimiliki, saya bisa meraih sukses seperti Bill Gates sang penemu Microsoft. Saya juga mempunyai tujuan hidup agar bisa lulus dari universitas dengan predikat Cum Laude. Lalu saya ingin agar saya mempunyai pekerjaan yang baik dan halal, kemudian setelah berkeluarga mempunyai keluarga yang baik, dan membuat orang tua saya bangga dengan kesuksesan dari jerih payah saya sendiri.

Referensi:
http://thejoker-indra.blogspot.com/2013/05/pengertian-pandangan-hidup.html

Ironi Keadilan Masa Kini



Berbicara soal keadilan alangkah baiknya kita mengetahui apa itu keadilan. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai suatu hal baik menyangkut benda atau orang. Al Qur'an telah menjelaskan untuk berperilaku adil dalam Surah Al An'am ayat 152 yang artinya "Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu)". John Rawls seorang filsuf Amerika Serikat menyatakan "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Dewasa ini, keadilan seolah hanya milik kalangan tertentu yang mempunyai harta melimpah dan kekuasaan yang tinggi. Lalu bagaimanakah dengan mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah dan tidak berdaya?. 

Banyak kasus yang menunjukkan bahwa keadilan adalah sesuatu yang "mahal". Sebagai contoh, baru-baru ini nenek Asyani(63) dari Situbondo, Jawa Timur dihukum 1 tahun penjara dengan masa percobaan 15 bulan karena tuduhan pencurian kayu jati milik Perhutani. Dalam penyidikan kasus ini terdapat kecacatan yaitu petugas intelijen Polsek Jatibening lupa mencatat jumlah kayu yang diamankan. Selain itu, kayu jati tersebut diambil tanpa ada surat penyitaan atau dokumen lainnya. Pada kasus lain, seorang siswa SMK  berusia 15 tahun di Palu, Sulawesi Tengah dijerat pasal 362 KUHP dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara karena mencuri sandal jepit milik seorang polisi yang harganya hanya 30 ribu. Ironisnya, ia mendapatkan tekanan dan penganiayaan oleh seorang anggota polisi agar mau mengaku sebagai pelaku pencurian sandal jepit.

Lalu bagaimana yang terjadi dengan kalangan menengah ke atas? Banyak diantara mereka yang mendapat perlakuan khusus. Contoh, terpidana korupsi Artalyta Suryani ditahan di sebuah ruang tahanan bertaraf mewah. Ruang tahanan tersebut dilengkapi dengan TV plasma, kulkas, AC, dan ruang tamu. Bertolak belakang dengan ruang tahanan di sekitarnya yang sangat sempit dan sumpek. Pada contoh lain, seorang anak menteri yang menabrak kendaraan di depannya hingga orang yang berada pada kendaraan tersebut meninggal, kasusnya memang diperiksa tim penyidik akan tetapi hilang begitu saja. Kasus-kasus tersebut menunjukkan betapa bobroknya keadilan pada saat ini. Kita berharap agar mereka dari kalangan menengah ke bawah diperlakukan seadil-adilnya dan tidak tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah. Saya berpesan agar kita mewujudkannya dengan berperilaku adil terhadap lingkungan kita tanpa memandang apakah seseorang berasal dari lingkungan menengah ke bawah atau dari lingkungan menengah ke atas.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan