Minggu, 26 April 2015

Ironi Keadilan Masa Kini



Berbicara soal keadilan alangkah baiknya kita mengetahui apa itu keadilan. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai suatu hal baik menyangkut benda atau orang. Al Qur'an telah menjelaskan untuk berperilaku adil dalam Surah Al An'am ayat 152 yang artinya "Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu)". John Rawls seorang filsuf Amerika Serikat menyatakan "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Dewasa ini, keadilan seolah hanya milik kalangan tertentu yang mempunyai harta melimpah dan kekuasaan yang tinggi. Lalu bagaimanakah dengan mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah dan tidak berdaya?. 

Banyak kasus yang menunjukkan bahwa keadilan adalah sesuatu yang "mahal". Sebagai contoh, baru-baru ini nenek Asyani(63) dari Situbondo, Jawa Timur dihukum 1 tahun penjara dengan masa percobaan 15 bulan karena tuduhan pencurian kayu jati milik Perhutani. Dalam penyidikan kasus ini terdapat kecacatan yaitu petugas intelijen Polsek Jatibening lupa mencatat jumlah kayu yang diamankan. Selain itu, kayu jati tersebut diambil tanpa ada surat penyitaan atau dokumen lainnya. Pada kasus lain, seorang siswa SMK  berusia 15 tahun di Palu, Sulawesi Tengah dijerat pasal 362 KUHP dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara karena mencuri sandal jepit milik seorang polisi yang harganya hanya 30 ribu. Ironisnya, ia mendapatkan tekanan dan penganiayaan oleh seorang anggota polisi agar mau mengaku sebagai pelaku pencurian sandal jepit.

Lalu bagaimana yang terjadi dengan kalangan menengah ke atas? Banyak diantara mereka yang mendapat perlakuan khusus. Contoh, terpidana korupsi Artalyta Suryani ditahan di sebuah ruang tahanan bertaraf mewah. Ruang tahanan tersebut dilengkapi dengan TV plasma, kulkas, AC, dan ruang tamu. Bertolak belakang dengan ruang tahanan di sekitarnya yang sangat sempit dan sumpek. Pada contoh lain, seorang anak menteri yang menabrak kendaraan di depannya hingga orang yang berada pada kendaraan tersebut meninggal, kasusnya memang diperiksa tim penyidik akan tetapi hilang begitu saja. Kasus-kasus tersebut menunjukkan betapa bobroknya keadilan pada saat ini. Kita berharap agar mereka dari kalangan menengah ke bawah diperlakukan seadil-adilnya dan tidak tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah. Saya berpesan agar kita mewujudkannya dengan berperilaku adil terhadap lingkungan kita tanpa memandang apakah seseorang berasal dari lingkungan menengah ke bawah atau dari lingkungan menengah ke atas.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan